-->
Mengapa Microsoft Diam Terhadap Jutaan Pembajak Operasi Windows

Mengapa Microsoft Diam Terhadap Jutaan Pembajak Operasi Windows

Bill Gates dan seluruh karyawan Microsoft tahu bahwa produk mereka dibajak dan memang sengaja dibiarkan.

Alasannya sederhana saja:
  • Yang membajak tahu bahwa kualitas produk mereka memang sangat bagus
  • Supaya pengguna terbiasa dengan Windows dan Office
  • Setelah terbiasa, dan semua file mereka tidak compatible dengan OS lain apakah pengguna mau beralih OS? Tidak.
Hal ini terbukti ketika di Tiongkok pada tahun 2007, ada 120 juta komputer yang beredar di negeri tirai bambu itu dan 90%-nya menggunakan Windows.

Apa kata Gates? Berikut ini kutipan dari Guardian :

Today Gates openly concedes that tolerating piracy turned out to be Microsoft's best long-term strategy. That's why Windows is used on an estimated 90% of China's 120 million PCs. "It's easier for our software to compete with Linux when there's piracy than when there's not," Gates says. "Are you kidding? You can get the real thing, and you get the same price." Indeed, in China's back alleys, Linux often costs more than Windows because it requires more disks. And Microsoft's own prices have dropped so low it now sells a $3 package of Windows and Office to students.

Pembajakan adalah strategi pemasaran jangka panjang bagi Microsoft. Dengan begitu ketika orang sudah terbiasa mereka ogah ganti OS.

Lebih mudah bagi Microsoft untuk menyuntikkan produk lain seperti produk korporat karena semua orang pakai Windows.

Sekarang lihat akibatnya. Office di bajak? Tidak masalah, karena Microsoft Office dengan format DOCX-nya sudah menjadi standar de facto file Word dunia secara otomatis. Coba saja buka Docx di LibreOffice, apakah tampilannya akan bisa 100% sama?

Efeknya ketika muncul kebutuhan versi baru, dan software bajakan sudah tidak sesuai lagi dengan zamannya, pengguna akan terpaksa membeli yang asli atau berlangganan Office 365.

Oleh: Fajri Surya Putra
Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment