-->
Penjelasan Tentang Teknologi Blockchain

Penjelasan Tentang Teknologi Blockchain

Setiap bulan tanggal 25, anda ditransfer gaji anda bulan ini. Katakanlah gaji anda 10 juta.
Yang aneh adalah, anda tidak pernah memegang uang 10 juta di tangan, literally. Bener- bener dipegang di tangan. Kenapa? Karena begitu gaji masuk rekening, anda transfer 3 juta ke leasing untuk cicilan mobil, 2 juta untuk bayar kartu kredit, 1 juta masuk gopay, 500 ribu beli pulsa, 1 juta beli token listrik. Kemudian 1 juta transfer ke sekolah anak. Paling- paling anda cuma pernah pegang uang, literally, 500 ribu buat bayar angkot sama beli makan siang di warteg. Kalau naik KRL malah pakai kartu, bukan cash. Beli bensin pun pakai kartu kredit. Belanja apalagi.
Jaman sekarang, manusia modern hampir tidak pernah pegang uang cash di tangan. Semua virtual, hanya data komputer yang berpindah dari satu rekening ke rekening lain. Betul, hanya data komputer.
Sampai sini paham kan ya?
Misal saya pemerintah US, punya utang ke Indonesia buat bayar tembaga. Bayarnya gimana? tinggal klik, transfer. Dalam bentuk data komputer tentu saja. Indonesia percaya bahwa data komputer tadi bener- bener ada fisik uangnya. Kemudian dipakai untuk membayar gaji anda yang tanggal 25 tadi.
Tidak ada yang bisa mengkonfirmasi apakah data komputer transferan tadi memang sekedar data inputan di sistem bank atau memang bener- bener ada fisik uangnya.
Sistem finansial dunia dibangun dari kepercayaan. Jaman dulu memang untuk mencetak uang, setiap negara mesti punya backup berupa cadangan emas. Sejak perang dunia 2, tidak lagi. US-lah yang pertama kali bilang, gw mencetak duit ga pakai emas- emasan. Lu mau percaya ama gw silahkan, enggak juga ga papa. My way, or highway. Yah namanya pemenang perang, siapa sih yang ga percaya. Sama seperti ada orang kaya pinjam uang. Akan lebih di-approve daripada orang miskin, karena lebih ada kemungkinan balik.
As you might think now, sistem kepercayaan seperti ini sangat fragile. Sekali US ketahuan semaunya menginput data, sistem ini akan kolaps, bersama seluruh dunia yang panik karena tiba- tiba catatan uangnya di bank menjadi hanya sekedar catatan. Tidak bisa dimakan. Mengingat chaos yang mungkin terjadi seperti ini, setiap otoritas keuangan akan berusaha bersama- sama meng-cover flaw yang muncul dari sistem ini, simply because it must be done, no other choice. Makanya setiap bank akan berusaha melindungi data nasabah, bahkan dituangkan dalam undang- undang.
Muncullah kemudian blockchain.

Kontras dengan sistem finansial lama yang catatannya disembunyikan bank, blockchain hanya mengubah satu hal, transparansi. Setiap orang bisa melihat catatan transaksi sistem ini. Even you.
Anda bisa men-track uang sejumlah sekian dipakai untuk beli sayur. Kemudian pindah buat beli motor. Pindah lagi buat bayar hotel. Dan seterusnya. Tidak ada ceritanya uang tiba- tiba diinput tanpa ada historical nya.
O ya bedakan antara blockchain dengan bitcoin ya.. bitcoin itu mata uangnya, blockchain sistem pencatatannya. Mau uangnya bitcoin, ethereum, rupiah, de es be, terserah. Yang penting transparan.
Jadi, blockchain berusaha melengkapi kepercayaan dalam sistem finansial dunia. Memperkecil kemungkinan chaos, yang semakin lama semakin tampak nyata. China ngotot untuk memasukkan yuan menjadi mata uang major, karena untuk bisa mengatur ekonomi dunia, mata uang anda mesti dipercaya dulu untuk jadi referensi. Jadi anda bisa menginput jumlah semau anda. Kalau nggak, anda yang akan diatur oleh pemilik referensi, sedemikian rupa sehingga nggak mungkin anda bisa mengatur ekonomi dunia.
Melihat blockchain yang transparan seperti ini, tentu saja ada faedah, ada unfaedahnya. Banyak negara, banyak orang yang akan terkena impact dari teknologi ini. Jika memang akan dipakai pun, transformasinya akan sulit dan lama. Sekarang blockchain masih masuk dalam inkubasi kalau meminjam istilah startup, menunggu mature dan bisa diadaptasi dengan smooth.
Dah gitu aja..cape nulisnya.

Oleh: Anton Jeconiah

Video Cara Kerja Blockchain

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment